Delegasi negara-negara Afrika ikuti pembukaan HLF-MSP, IAF 2024, di Bali
Para delegasi tersebut terpantau menghadiri pembukaan HLF-MSP dan IAF ke-2 yang diadakan di Hotel Mulia, Badung, Bali, dari sekitar pukul 08.30 WITA sampai dengan pukul 09.00 WITA, disambut oleh Presiden Joko Widodo.
Acara pembukaan HLF-MSP dan IAF ke-2 dibuka oleh Presiden Jokowi pada sekitar pukul 09.00 WITA.
Delegasi-delegasi tersebut terdiri dari Presiden Republik Liberia Joseph Nyuma Boakai, Presiden Republik Rwanda Paul Kagame, Presiden Republik Ghana Nana Akufo-Addo, dan Perdana Menteri Kerajaan Eswatini Russell Mmiso Dlamini.
Baca juga: Presiden Jokowi tekankan empat poin demi pembangunan adil di negara berkembang
Selanjutnya ada Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, Presiden Zanzibar Hussein Ali Mwinyi, dan Wakil Presiden Republik Zimbabwe K.C.D. Mohadi..
Selain delegasi dari negara-negara Afrika, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bersama Wakil Menlu RI Pahala Nugraha Mansury, serta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dan beberapa lainnya juga hadir untuk mengikuti acara tersebut.
Mereka mengikuti acara pembukaan HLF-MSP dan IAF ke-2 2024 yang terangkum dalam acara Joint Leaders Session.
HLF-MSP dan IAF ke-2 2024 diadakan di Badung, Bali dari 1-3 September 2024 guna meningkatkan kerja sama ekonomi dengan negara-negara Afrika.
Baca juga: Presiden Jokowi akan hadiri jamuan santap malam IAF di Bali
Dengan mengambil tema “Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063”, Indonesia ingin menjadikan spirit Konferensi Asia Afrika 1955 menjadi fondasi untuk melanjutkan pembangunan kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara Afrika di masa mendatang.
Beberapa kerja sama yang akan diprioritaskan dalam forum tersebut antara lain kerja sama dalam transformasi ekonomi, energi, pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, dan pembangunan.
Hasil konkret yang diharapkan dapat dicapai antara lain perjanjian antara pemerintah atau G-to-G, kesepakatan bisnis G-to-B maupun B-to-B, dan Grand Design pembangunan Indonesia dengan Afrika, termasuk dengan negara-negara ketiga melalui triangular cooperation, dengan target kesepakatan bisnis hingga 3,5 miliar dolar AS (sekitar Rp54,69 triliun).