STAHN Mpu Kuturan Singaraja mewisuda 199 lulusan sarjana dan Pascasarjana
Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja, Bali mewisuda 199 lulusan sarjana dan pascasarjana pada perguruan tinggi keagamaan negeri satu-satunya di Pulau Dewata bagian utara tersebut.
“Kami berharap bahwa wisuda kali ini akan menjadi wisuda yang terakhir dengan status Sekolah Tinggi Negeri. Harapannya pada 2025 mendatang, STAHN Mpu Kuturan sudah bertransformasi menjadi Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Mpu Kuturan,” kata Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja I Gede Suwindia di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, Jumat.
Ia menjelaskan para wisudawan diharapkan dapat berkontribusi positif sesuai dengan Visi Misi STAHN Mpu Kuturan yakni Unggul Bermartabat Berkarakter “Tri Kaya Parisudha” yang bermakna keselarasan antara fikiran, perkataan dan perbuatan yang baik.
Dia menyebutkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence memang memiliki kecerdasan layaknya seorang manusia. Tetapi kekurangannya, AI tidak memiliki hati seperti manusia.
“Maka dari itu, kami meminta agar alumni memiliki atitude yang baik, di tengah era transformasi digital. Sehingga mereka bisa bersaing walaupun mereka anak sekolah agama, tetapi bisa beradaptasi dan berkompetisi di tengah pesatnya perkembangan Artificial Intelligence,” katanya.
Ke depan, sambung Prof. Suwindia wisudawan jangan hanya terpaku pada bekerja di sektor formal seperti ASN semata, tetapi juga menyasar sektor informal yang memiliki peluang jauh lebih besar.
Sementara itu, Penjabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana meminta kepada para wisuadawan untuk mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di bangku kuliah.
Menurutnya, alumni STAHN Mpu Kuturan memiliki karakter yang kuat dalam membangun masyarakat.
“Mudah-mudahan bisa memberikan makna kehidupan untuk kemajuan, bagi Buleleng, Bali dan Indonesia. Jadilah lokomotif atau penggerak bagi masyarakat luas di berbagai sektor,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan Dirjen Bimas Hindu Prof. I Nengah Duija yang menilai bahwa minat kuliah di kampus bernafaskan keagamaan masih relatif rendah.
Meski demikian, ia tetap optimis ke depan perguruan tinggi bernafaskan keagamaan Hindu senantiasa memperbaiki kualitas demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
“Perguruan tinggi jangan hanya semata mata melahirkan intelektual tetapi harus memiliki karakter. Bapak Presiden Prabowo berpesan, meskipun memiliki IPK 4,0 tetapi tidak memiliki karakter sama dengan 4×0, ya sama dengan nol,” katanya.
Perguruan Tinggi sebut Duija tidak serta merta hanya fokus dalam bidang Pendidikan semata, tetapi juga senantiasa berperan dalam melaksanakan pengabdian masyarakat, bhakti sosial yang diseusaikan dengan kebutuhan masyarakat dan bisa memberikan kontribusi atas kesenjangan ini.
“Saya berterima kasih kepada para orang tua wisudawan yang sudah menitipkan putra putrinya untuk didik di STAHN Mpu Kuturan Singaraja,” kata dia.
Dia meyakini kekutan jiwa dari Mpu Kuturan yang melinggih secara sniskala akan meberikan vibrasi positif bahwa orang yang lahir adalah orang yang bertindak dengan akar budaya Bali dan agama yang kuat.
“Jadi, siapapun orang tua yang ingin anaknya memiliki perspektif adat dan budaya, maka STAHN Mpu Kuturan adalah Lembaga yang paling tepat,” katanya.