Sekjen PBB kecam keras serangan udara Israel yang berulang di Suriah



Hamilton, Kanada (ANTARA) – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Kamis (12/12) dengan tegas mengecam “pelanggaran besar dan berulang terhadap kedaulatan serta integritas wilayah Suriah” oleh Israel, serta mendesak penghentian serangan tersebut.

“Sekretaris Jenderal sangat prihatin terhadap ratusan serangan udara Israel di berbagai lokasi di Suriah, seraya menekankan perlunya pengurangan kekerasan di seluruh wilayah negara itu,” ujar juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, dalam konferensi pers.

Guterres juga menekankan bahwa perjanjian pelepasan pasukan tahun 1974 antara Israel dan Suriah tetap berlaku, sembari mengutuk segala tindakan yang bertentangan dengan perjanjian tersebut.

Perjanjian tersebut menetapkan batas-batas zona penyangga dan area demiliterisasi, yang diawasi oleh Pasukan Pengamat Pelepasan Pasukan PBB (UNDOF) untuk menjaga gencatan senjata antara kedua negara setelah Perang Timur Tengah 1973.

Baca juga: Sekjen PBB kecam ‘hukuman kolektif’ Israel pada rakyat Palestina

Dujarric menyerukan kepada semua pihak yang terlibat untuk “mematuhi kewajiban mereka sesuai dengan perjanjian tersebut, termasuk dengan mengakhiri keberadaan tak sah di area pemisah.”

Ia juga mengimbau semua pihak untuk menahan diri dari tindakan apa pun yang dapat merusak gencatan senjata dan stabilitas di Dataran Tinggi Golan.

“Selagi menjaga ketertiban umum, penting untuk mendukung pengaturan transisi yang kredibel, teratur, dan inklusif di Suriah,” tambah Dujarric.

Saat ditanya apakah klaim Israel mengenai upaya mencegah senjata jatuh ke “tangan yang salah” dapat menjadi pembenaran untuk serangan berulang terhadap Suriah, Dujarric menjawab, “Banyak negara memberikan alasan untuk melanggar kedaulatan negara lain. Namun, yang jelas, kami sangat prihatin terhadap pelanggaran berulang atas kedaulatan dan integritas wilayah Suriah ini.”

Baca juga: PBB: Pendudukan Israel di daratan tinggi Golan langgar perjanjian 1974

Dujarric menekankan bahwa Suriah memerlukan dukungan dari negara-negara tetangga untuk bergerak menuju pemerintahan yang inklusif, demokratis, dan melindungi hak-hak kelompok minoritas. Dia juga menggarisbawahi pentingnya memastikan senjata di Suriah tidak jatuh ke pihak yang salah atau hilang begitu saja.

Pesan Guterres kepada Israel adalah untuk menghentikan serangan terhadap Suriah, kata Dujarric, seraya mengingatkan negara-negara lain yang mungkin memanfaatkan situasi ini untuk menghormati kedaulatan Suriah.

Pada Minggu (9/12), pasukan Israel merebut zona penyangga daerah pendudukan Dataran Tinggi Golan, tak lama setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan perjanjian pelepasan pasukan yang diawasi PBB dengan Damaskus tidak berlaku lagi.

Militer Israel melancarkan ratusan serangan udara terhadap pangkalan militer, stasiun pertahanan udara, markas intelijen, serta gudang senjata jarak pendek, jarak jauh, dan senjata non-konvensional di seluruh Suriah.

Sementara itu, pasukan anti-rezim merebut Damaskus pada Minggu setelah serangan kilat yang memaksa Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia.

Kejadian ini sekaligus mengakhiri perang saudara selama 13 tahun dan 53 tahun kekuasaan keluarga Assad.

Sumber: Anadolu

 

 



Source link