Simak perbedaan emas Antam & UBS sebelum investasi logam mulia



Jakarta (ANTARA) – Investasi emas kini kembali naik daun seiring tren harga logam mulia yang terus merangkak naik. Tak hanya mudah dilakukan, investasi emas juga dinilai minim risiko dan cocok untuk jangka panjang.

Di Indonesia, terdapat dua merek emas batangan yang paling dikenal masyarakat, yakni emas Antam dan emas UBS. Meski sama-sama memiliki kadar kemurnian tinggi, keduanya memiliki sejumlah perbedaan yang perlu dipahami sebelum memutuskan untuk membeli.

1. Produsen dan latar belakang perusahaan

Perbedaan mendasar antara emas Antam dan UBS terletak pada produsennya. Emas Antam diproduksi oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam), sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor pertambangan. Antam memiliki reputasi kuat sebagai produsen logam mulia terpercaya, baik di dalam maupun luar negeri.

Sementara itu, emas UBS merupakan produk dari PT Untung Bersama Sejahtera, perusahaan swasta nasional yang sejak lama bergerak di bidang industri perhiasan. UBS tidak hanya memproduksi emas batangan, tetapi juga berbagai jenis perhiasan emas yang telah beredar luas di pasar.

Baca juga: Emas Antam turun Rp8.000 menjadi Rp1,896 juta per gram pada Senin

2. Sertifikat dan standar internasional

Salah satu keunggulan emas Antam adalah adanya sertifikat LBMA (London Bullion Market Association). Sertifikat ini menjamin bahwa emas Antam diakui secara internasional dan dapat diperjualbelikan di berbagai negara. Saat ini, emas Antam hadir dalam kemasan CertiCard, yaitu sertifikat yang menyatu dengan kemasan, sehingga lebih aman dan sulit dipalsukan.

Sebaliknya, emas UBS hanya disertifikasi oleh produsen resminya, PT Untung Bersama Sejahtera. Meskipun emas UBS memiliki kadar kemurnian yang sama tinggi, yakni 99,99%, emas ini belum memiliki sertifikat LBMA. Artinya, emas UBS umumnya hanya diterima untuk jual-beli di dalam negeri.

3. Variasi ukuran dan desain

Emas Antam hadir dalam berbagai pilihan ukuran, mulai dari 0,1 gram hingga 1 kilogram. Ketersediaan variasi ukuran ini memudahkan investor untuk memilih sesuai kebutuhan dan kemampuan finansial.

Sementara itu, emas UBS juga menawarkan ukuran beragam, meski pilihan ukuran besar (di atas 100 gram) relatif lebih terbatas. Keunggulan UBS terletak pada desain kreatif dan unik, seperti emas edisi khusus dengan karakter Disney seperti Mickey Mouse dan Donald Duck, yang menarik bagi kolektor maupun sebagai hadiah.

Baca juga: Harga emas Antam pada Minggu tetap Rp1,904 juta per gram

4. Harga dan likuiditas

Secara umum, harga emas Antam lebih tinggi dibandingkan UBS karena adanya premium internasional berkat sertifikasi LBMA. Meski demikian, Antam menawarkan likuiditas tinggi, artinya mudah dijual kembali (buyback) di banyak toko emas, galeri resmi, bahkan di luar negeri.

Di sisi lain, harga emas UBS biasanya lebih terjangkau. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi investor pemula yang ingin berinvestasi dengan biaya awal yang lebih ringan, meski dengan jangkauan jual kembali yang lebih terbatas.

5. Tempat pembelian

Keduanya kini bisa dibeli dengan mudah, baik secara online maupun offline. Emas Antam dapat dibeli melalui unit bisnis PT Antam, toko emas resmi, atau mitra seperti Galeri 24. Adapun emas UBS tersedia di berbagai toko emas di seluruh Indonesia dan juga di marketplace terpercaya.

Di tengah tren kenaikan harga emas, baik emas Antam maupun UBS sama-sama layak dipertimbangkan sebagai instrumen investasi. Jika Anda mengutamakan standar internasional, likuiditas tinggi, dan keamanan jangka panjang, emas Antam bisa menjadi pilihan utama. Namun jika Anda mencari harga lebih terjangkau dengan kualitas tetap terjamin, emas UBS adalah alternatif menarik.

Memilih jenis emas batangan untuk investasi sebaiknya disesuaikan dengan tujuan keuangan, anggaran, serta preferensi pribadi. Melalui pemahaman tentang perbedaan antara keduanya, Anda dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijak dan menguntungkan di masa depan.

Baca juga: Emas di Pegadaian, Antam-Galeri24 stabil, UBS melonjak pada Senin

Baca juga: Strategi investasi di tengah kebijakan tarif yang berubah-ubah

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025



Source link

You May Have Missed