Peluang dan Tantangan UMKM 2025

Oleh : Raden Teddy – Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Kewirausahaan UMKM

 

Sebagaimana diketahui bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) telah terbukti memberikan konstribusi besar bagi Indonesia, dimana setidaknya 97% tenaga kerja, 60% PDB dan 15,5% Ekspor, dari UMKM.

Dengan jumlah UMKM yang mendominasi sebanyak 99,99% dari total pengusaha di Indonesia dan bahkan jumlah UMKM mencapai 64,2 juta terbanyak di Asean, namun dominan kondisi UMKM masih banyak di usaha Mikro, dan bahkan 68% usaha Mikro dengan penjualan (Omzet) dibawah Rp 50 juta per tahun, serta 31% usaha Mikro dengan laba bersih dibawah Rp 1 juta per bulan.

Pandemi Covid 19 beberapa waktu lalu cukup berpengaruh signifikan pada penurunan penjualan UMKM dengan rata – rata penurunan penjualan mencapai 30%, yang saat ini terus bangkit agar tingkat penjualan dapat kembali meningkat, dengan berbagai upaya.

Banyak pakar ekonomi menyatakan bahwa kondisi Indonesia dan bahkan global pada 2025 tidak baik – baik saja.

IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia hanya 3,2%, belum lagi risiko geopolitik, yang dapat mempengaruhi pasar komoditas, serta peluang terjadinya perang dagang yang dapat berdampak depresi ekonomi.

Hal ini cukup mempengaruhi perekonomian Indonesia termasuk juga berpengaruh pada  pengusaha UMKM.

6 tantangan UMKM di tahun 2025 meliputi :

  1. Penurunan daya beli, terutama dari masyarakat kelas menengah, dimana 60% konsumsi domestik berasal dari masyarakat kelas menengah.
  2. Melemahnya Ekspor, dampak menurunnya daya beli dunia, perang dagang dan juga faktor geopolitik.
  3. Potensi meningkatnya NPL perbankan/ lembaga keuangan, akan berdampak melemahnya pertumbuhan kredit khususnya UMKM, yang tentu mempengaruhi pengembangan UMKM.
  4. Kondisi perubahan iklim, yang cukup mempengaruhi UMKM, terutama UMKM pada sektor pertanian, perikanan dan perdagangan.
  5. Potensi perubahan kebijakan/ regulasi pemerintah, yang dapat berdampak pada berbagai peningkatan biaya operasional UMKM.
  6. Masih lemahnya kompetensi digitalisasi UMKM, yang berdampak pada belum optimalnya pengembangan UMKM.

Tantangan tersebut harus disikapi UMKM secara baik, mengingat UMKM telah teruji cukup tangguh, setelah melewati berbagai kondisi krisis, bahkan baru saja tertekan dari dampak Pandemi Covid 19.

5 strategi yang wajib dilakukan UMKM antara lain :

  1. Inovasi usaha sesuai kebutuhan dan target pelanggan, agar lebih optimal didalam pengenalan pelanggan.
  2. Digitalisasi usaha, sebagai sarana penjualan, dengan konten beredukasi untuk menciptakan loyalitas pelanggan.
  3. Pengelolaan keuangan secara bijak dan lakukan efisiensi dengan tidak mengurangi kualitas serta lakukan penghematan.
  4. Membangun kemitraan guna memperluas jaringan pasar dan informasi.
  5. Terus belajar mengembangkan berbagai kompetensi usaha

Meskipun dengan berbagai tantangan yang berpengaruhi menurunkan kinerja UMKM, namun potensi pengembangan tetap ada, dengan berbagai upaya, baik dari dorongan internal UMKM itu sendiri, maupun dorongan dari Pemerintah dan pihak – pihak terkait lainnya.

Hal ini karena cukup banyak peluang UMKM ditahun 2025, antara lain :

  1. Berbagai program pemerintah melalui Asta Cita, yang memiliki potensi peluang bagi UMKM antara lain program Makan Bergizi Gratis, 3 juta rumah murah, pembangunan sarana pendidikan dan kesehatan didaerah dan lain – lain.
  2. Program hilirisasi berbagai sektor antara lain pertambangan, pertanian, perkebunan dan kehutanan guna memenuhi rantai pasok global, dapat memberikan peran usaha pengembangan UMKM.
  3. Minimal 40% anggaran pengadaan barang dan jasa Pemerintah untuk UMKM.
  4. Minimal 30% ruang publik untuk UMKM, baik untuk pengembangan penjualan maupun promosi produk UMKM.
  5. Prioritas pemerintah dalam akselerasi UMKM dan ekonomi digital.

Dengan berbagai peluang yang ada, potensi pengembangan UMKM optimis dapat dilakukan pada 2025. Inilah saatnya pembuktian ketangguhan UMKM pada tahun 2025.

 

banner 400x130
banner 400x130



Source link