Wamenbud ingin kolaborasi budaya untuk pelestarian hutan berlanjut
Karangasem (ANTARA) – Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha ingin kolaborasi antara budaya dengan upaya pelestarian hutan yang saat ini dibangun bersama Kementerian Kehutanan terus berlanjut.
Hal ini disampaikan Giring di hadapan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dalam kegiatan Youth Impact Weekend di Museum Kehidupan Samsara Karangasem, Bali, Jumat.
“Saya berharap sebagai juniornya Pak Menteri semoga kolaborasi antara Kementerian Kehutanan dan Kementerian Kebudayaan dan pelaku kebudayaan dalam proses pelestarian hutan berlanjut dan menjadi program luar biasa untuk 5 sampai 10 tahun bahkan 100 tahun ke depan,” kata Giring.
Ia percaya konservasi ekosistem hutan untuk pencapaian Forest and Other Land Uses (Folu) Net Sink 2030 dapat menggunakan pendekatan pariwisata berbasis budaya yang dibangun oleh kelompok-kelompok masyarakat.
Salah satu yang dijadikan contoh Wamendikbud adalah museum, sebuah wadah pelestarian warisan budaya yang sekaligus memberi edukasi dan memiliki potensi pariwisata.
Keberadaan Museum Kehidupan Samsara di Bali bagian timur menjadi contoh museum yang keberadaannya membantu Kementerian Kehutanan meraih target pengurangan emisi.
“Konsep museum kehidupan yang diusung Samsara dengan koleksi 150 tanaman upakara menghidupkan nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus mendukung pelestarian hutan sebagaimana terkandung dalam nilai Tri Hita Karana,” ujar Giring.
Diketahui, museum kehidupan ini berada di kaki Gunung Agung, di mana di dalamnya memuat pengetahuan perjalanan hidup serta aktivitas sehari-hari manusia Bali yang dijalankan oleh masyarakat desa adat sendiri.
Giring menilai masyarakat ini sedang menjalankan konsep Tri Hita Karana dimana indikator Parahyangan yaitu hubungan harmonis manusia dengan tuhan terjalin dengan penduduk yang terus merawat tradisi leluhur.
“Lalu Pawongan mempererat hubungan antar-manusia melalui kolaborasi dan kesadaran kolektif untuk melestarikan hutan dan lingkungan, warga desa disini gotong royong membangun daerah tetap hijau dan menjaga kelestarian hutan, lalu Palemahan menjaga keseimbangan dengan alam melalui konservasi hutan berbais budaya,” kata dia.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni sepakat dengan pentingnya kolaborasi ini, sebab dengan keterbatasan sumber daya manusia dan dana, ia tak bisa sendirian mencapai Folu Net Sink 2030.
Selain pemanfaatan lembaga atau pelaku kebudayaan, Raja Juli melihat potensi hukum adat yang dapat didorong agar di dalamnya termuat regulasi untuk menjaga hutan.
“Hukum adat yang sudah ada kita revitalisasi, ada datanya di Kemenbud juga ada, kami akan bekerja erat dengan Pak Fadli Zon dan Giring untuk menjaga hutan,” ucap Menhut.
Baca juga: Menhut dorong hukum adat buat atur masyarakat agar jaga hutan
Baca juga: Pemerintah minta dana BPDLH tak diberikan ke LSM kemarin sore