Dishub pastikan kendaraan sewa pelat luar Bali bukan ojol resmi
Denpasar (ANTARA) – Dinas Perhubungan (Dishub) Bali usai pertemuan dengan operator angkutan sewa khusus (ASK) atau dikenal ojek online (ojol) memastikan bahwa kendaraan sewa dengan pelat luar Bali tidak resmi di bawah sistem.
Kepala Dishub Bali IGW Samsi Gunartha melakukan pertemuan langsung dengan pihak-pihak terkait di Denpasar, Senin, untuk menjawab keresahan masyarakat belakangan, sebab Bali mulai dipadati kendaraan pelat luar yang bekerja di jalan.
“Laporannya banyak sopir luar dan kendaraan luar beroperasi di Bali, mereka tidak bisa beroperasi di Bali kalau menggunakan aplikasi, ini yang perlu diketahui sebetulnya apa ini, karena kalau yang online itu sudah tidak ada peluang untuk pelat luar,” kata dia.
Dari klarifikasi pihak ojol dipastikan sistem hanya dapat mendata pengemudi dengan kendaraan dan identitas domisili Bali, pun apabila kendaraan rusak dan perlu dilakukan penggantian tetap wajib berpelat DK.
“Kalau misalnya ketemu bahwa ada ASK yang pelat luar itu laporkan, ketika dilaporkan itu bisa ditangguhkan,” ujar Samsi.
Yang menjadi pekerjaan rumah bagi Dishub Bali justru sulitnya mendeteksi kendaraan berpelat luar karena mereka tidak ada di sistem ojol, ditambah tidak adanya hak pemerintah daerah melarang kendaraan luar untuk masuk.
Samsi melihat, karena sekitar 11.400 angkutan sewa khusus tergabung dalam koperasi maka penguatan terhadap fungsi pengawasan terhadap perorangan dapat dilakukan.
“Kita tidak bisa melarang kendaraan luar masuk Bali karena sistem nasional, kita juga tidak bisa melarang orang bekerja di Bali tapi ketentuannya,” ujarnya.
“Kami dalam hal ini mengendalikan supaya tidak terjadi suplai (kendaraan atau sopir) berlebih, kami upayakan tetap pada aturannya dan yang harus dibangun adalah memperbaiki kualitas,” sambung Kepala Dishub Bali.
Selain keresahan terhadap banyaknya kendaraan pelat luar Bali yang beroperasi di jalan, yang menjadi keluhan masyarakat dan ojol lokal adalah pengemudi luar Bali yang tidak mengedukasi turis, sehingga Samsi menilai kualitas sopir perlu diperbaiki.
“Beberapa pengemudi kualitasnya perlu diperbaiki, dari sisi pelayanan, pemahaman tentang Bali, kemudian bagaimana menggunakan pakaian yang baik, ini yang kami bisa dorong,” kata dia.