Perhumas tekankan praktik komunikasi yang bertanggung jawab



Nusa Dua, Bali (ANTARA) – Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) Indonesia menekankan praktisi komunikasi dan humas untuk mengimplementasikan komunikasi yang bertanggung jawab untuk membangun kepercayaan publik.

“Bagaimana menginspirasi di tengah kompleksitas dan arus informasi yang besar, jawabannya satu yakni kepercayaan,” kata Ketua Umum Perhumas Indonesia Boy Kelana Soebroto di sela Forum Humas Dunia (WPRF) 2024 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.

Untuk menciptakan komunikasi yang bertanggung jawab itu, kata dia, humas harus mampu mengelola informasi dengan bijak, bekerja sesuai kode etik, mencegah berita palsu, dan mempromosikan kontribusi yang inklusif serta beragam.

Ia mengharapkan komunikasi tersebut menjadi instrumen menuju perbaikan yang lebih positif dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Boy mengatakan 3.000 anggota Perhumas Indonesia memiliki kesempatan membentuk narasi yang positif dan membangun kepercayaan, mendorong optimisme dan menyatukan semua pihak untuk menemukan solusi yang berkelanjutan.

“Kami percaya bahwa keberlanjutan itu penting bagi masa depan yang tidak hanya menghormati lingkungan tapi juga ekosistem sosial yang menopang kepercayaan dan pemahaman publik,” ucapnya.

Presiden dan CEO Aliansi Global untuk Humas dan Manajemen Komunikasi Justin Green mengungkapkan cara komunikasi saat ini diperkaya dengan hadirnya teknologi kecerdasan buatan (AI) meskipun teknologi itu belum dapat menggantikan manusia.

Selain itu, ucap dia, seluruh anggotanya terikat dengan kode etik global dan prinsip penggunaan AI yang etis dan bertanggung jawab yang mendukung profesi kehumasan.

“Jadilah sumber informasi yang terpercaya. Kata-kata dari humas memiliki kekuatan untuk membuat sejarah. Tapi saat ini kita tidak bicara kata-kata namun berbicara sesuai perilaku,” ucapnya.

WPRF dihadiri sekitar 1.400 peserta berasal dari 22 negara, termasuk Indonesia, untuk bertemu di Nusa Dua, Bali, 19-22 November 2024.

Tahun ini tema yang diangkat yakni “Pengaruh yang memiliki tujuan untuk kebaikan bersama sebagai respons atas tantangan dan peluang dunia kehumasan global”.

Baca juga: Perhumas membarui kode etik soal kecerdasan buatan

Baca juga: Retno Marsudi tekankan pentingnya bangun kepercayaan oleh humas

Baca juga: Perhumas Indonesia utamakan integritas hadapi teknologi AI dan medsos

Baca juga: “World Public Relations Forum” hadirkan Menkomdigi bahas digitalisasi

Baca juga: Menkomdigi akselerasi transformasi digital dongkrak diplomasi budaya



Source link