Negara yang menggunakan sistem setir kanan beserta alasan sejarahnya
Negara-negara yang menggunakan sistem stir kanan, di mana pengemudi duduk di sisi kanan kendaraan, biasanya mengharuskan lalu lintas untuk berjalan di sisi kiri jalan.
Artikel ini akan membahas negara-negara yang menerapkan sistem stir kanan serta beberapa alasan sejarah di balik penggunaan sistem ini.
1. Sejarah dan alasan penggunaan sistem stir kanan
Penggunaan sistem stir kanan di sejumlah negara memiliki latar belakang historis yang berkaitan dengan kebiasaan dan aturan lalu lintas pada masa lalu.
Beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa pada zaman dahulu, pejalan kaki atau penunggang kuda lebih memilih sisi kiri jalan untuk melindungi diri dari bahaya, mengingat sebagian besar orang adalah pengguna tangan kanan. Dengan menggunakan sisi kiri jalan, tangan kanan dapat lebih siap untuk menghadapi ancaman.
Selain alasan sejarah, faktor praktis juga mempengaruhi penggunaan sistem ini. Negara-negara yang merupakan bekas koloni Inggris cenderung mempertahankan sistem lalu lintas kiri (stir kanan) sebagai warisan kolonial.
Sistem stir kanan telah menjadi bagian integral dari budaya dan infrastruktur transportasi di negara-negara tersebut, sehingga transisi ke sistem stir kiri sering kali dianggap tidak efisien dan membutuhkan biaya yang sangat besar.
2. Daftar negara dengan sistem setir kanan
Berikut adalah negara-negara yang menggunakan sistem stir kanan dan lalu lintas berada di sisi kiri jalan:
Asia
- Indonesia – Indonesia menerapkan sistem lalu lintas kiri sejak zaman kolonial Belanda.
- Jepang – Jepang adalah salah satu negara maju yang menggunakan sistem stir kanan.
- Malaysia – Tetangga dekat Indonesia ini juga menerapkan sistem yang sama.
- Singapura – Sistem lalu lintas kiri di Singapura mengikuti aturan bekas koloni Inggris.
- India – Salah satu negara terbesar di Asia dengan sistem lalu lintas kiri.
- Thailand – Negara di Asia Tenggara lainnya yang mengadopsi sistem ini.
- Pakistan – Menggunakan lalu lintas kiri sebagai bagian dari warisan kolonial Inggris.
- Bangladesh – Menerapkan sistem yang sama seperti India dan Pakistan.
Oseania
- Australia – Sistem lalu lintas kiri di Australia adalah bagian dari warisan kolonial Inggris.
- Selandia Baru – Juga menggunakan lalu lintas kiri, mengikuti tradisi kolonial.
- Samoa – Karena impor kendaraan negara ini berasal dari Selandia Baru dan Australia, Samoa akhirnya menganut sistem yang sama dalam penggunaan stir kanan.
Afrika
- Afrika Selatan – Negara ini menggunakan sistem stir kanan, sesuai dengan pengaruh Inggris.
- Kenya – Mengadopsi sistem lalu lintas kiri sebagai bagian dari warisan kolonial.
- Tanzania – Sistem ini diadopsi sebagai warisan kolonial dan diterapkan hingga saat ini.
- Uganda – Uganda adalah negara Afrika lain yang menggunakan sistem stir kanan.
Eropa
- Inggris Raya (United Kingdom) – Sebagai negara asal sistem stir kanan, Inggris menjadi model bagi banyak negara lainnya.
- Irlandia – Sistem lalu lintas kiri diterapkan sesuai dengan aturan yang sama di Inggris.
Karibia
- Jamaika – Sebagai bekas koloni Inggris, Jamaika menerapkan sistem lalu lintas kiri.
- Barbados – Mengadopsi lalu lintas kiri seperti Inggris.
Amerika Selatan
- Guyana – Satu-satunya negara di Amerika Selatan yang menerapkan sistem lalu lintas kiri.
- Suriname – Sebagai bekas koloni Belanda, Suriname menerapkan sistem ini hingga saat ini.
3. Alasan beberapa negara mempertahankan sistem setir kanan
Selain alasan historis, beberapa negara tetap mempertahankan sistem stir kanan karena konsistensi dan kepraktisan. Sistem jalan raya, marka jalan, rambu lalu lintas, serta desain infrastruktur lainnya telah disesuaikan dengan lalu lintas kiri.
Jika ingin mengubah sistem ini memerlukan investasi besar dan bisa menimbulkan kebingungan bagi pengemudi yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas.
4. Manfaat dan tantangan sistem setir kanan
Beberapa studi menyatakan bahwa mengemudi di sisi kiri jalan memungkinkan pengemudi yang umumnya dominan tangan kanan memiliki kontrol yang lebih baik atas kendaraan.
Namun, di sisi lain, tantangan tetap ada, terutama bagi wisatawan atau pendatang yang berasal dari negara lain yang mayoritas memiliki sistem stir kiri. Mereka mungkin membutuhkan waktu adaptasi yang cukup lama untuk menyesuaikan diri dengan pola stir kanan dan lalu lintas di sisi kiri.
Sistem stir kanan digunakan oleh banyak negara di dunia, terutama di Asia, Afrika, Oseania, dan beberapa bagian Amerika. Kebanyakan negara ini mempertahankan sistem tersebut karena alasan historis, praktis, serta faktor budaya.
Meski ada beberapa keuntungan dari sistem ini, transisi ke sistem stir kiri memerlukan upaya yang sangat besar dan kompleks. Seiring dengan perkembangan globalisasi, kesadaran dan pemahaman terhadap perbedaan sistem kemudi ini dapat membantu meningkatkan keselamatan dan kenyamanan bagi pengemudi lintas negara.
Baca juga: SUV listrik Cadillac Lyriq setir kanan pertama telah hadir
Baca juga: Intip tampilan dan sekilas performa Chery Omoda E5 versi Indonesia
Baca juga: Negara ASEAN setir kanan, target potensial ekspor Wuling
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024