Setelah Dihantam Dua Badai, Warga Tetap Bertahan di Florida
Milton melanda Florida Rabu malam hingga Kamis dini hari lalu, merobohkan dinding-dinding rumah dan menerbangkan atap-atap rumah. Badai kategori 3 itu menyapu bagian tengah Florida yang dua minggu sebelumnya dilanda badai Helene.
Laura Samosir, diaspora Indonesia di Tampa, mengenang Milton sebagai angin yang bertiup sangat kencang, dan …
“Lama pula. Dari jam 8 malam sampai jam 2 malam. Yang paling (mengerikan) itu midnight, 12 malam sampai jam 2 malam, uh, kayaknya yang paling kencang deh,” tuturnya.
Tampa cukup parah dilanda Milton. Pemerintah lokal membagi wilayah tersebut dalam lima zona evakuasi, A hingga E. Mereka yang tinggal dalam zona A, B dan C wajib mengungsi.
Laura mengaku ketakutan walau rumahnya masuk zona E. Dia menyiapkan tas berisi semua keperluan dan siap mengungsi. Tetapi ia memilih tetap di rumah. Semua jendela ia tutup dengan papan dan memilih kamar tidurnya yang berada di sudut dan menurutnya paling terlindung, sebagai tempat berlindung.
Kamis pagi, ia bersyukur karena kerusakan tidak parah. Melalui video, ia menunjukkan kepada VOA pohon-pohon pisang yang tumbang, pohon mangga yang tinggal sepotong karena bagian atasnya tersapu angin, halaman yang becek akibat hujan deras, dan mobilnya yang penyok tertimpa pohon. Ia juga mengatakan bahwa sekitar rumahnya berisik dari suara generator karena listrik padam dan perumahan persis di belakang rumahnya kebanjiran.
Yoko Bagus mematuhi perintah evakuasi karena rumahnya dalam zona C. Dia tidak pernah mengungsi, termasuk badai Helene yang terjadi dua minggu sebelum Milton dan menimbulkan banjir yang luas.
“Sebelumya, tidak ada yang flooding (kebanjiran) di Florida. Tidak pernah yang separah ini. I think, Milton the worst one (menurut saya, Milton yang terburuk). Benar-benar terburuk,” tukasnya.
Yoko ingat betapa Senin lalu ia panik setelah peringatan harus segera keluar karena kemungkinan banjir sampai dua meter. Dalam waktu beberapa jam, ia meraih dokumen penting yang harus diselamatkan dan mengungsi ke Kissimmee, dua jam naik mobil ke utara tempat tinggalnya, Clearwater. Walaupun tidak dihantam langsung badai, kota tempat hiburan Disney World itu menerapkan jam malam. Tidak boleh ada yang keluar dari pukul 8 malam sampai pukul 9 pagi.
Kini, empat hari setelah Milton berlalu, banyak warga Florida kembali ke rumah. Hati mereka hancur menyaksikan kerusakan akibat Milton, setelah baru saja kering dari Helene.
Kantor berita Reuters, Minggu, melaporkan sedikitnya 17 tewas terkait Milton. Jumlah tersebut bisa jauh lebih besar bila tidak ada perintah wajib evakuasi.
Rumah Yoko tidak kebanjiran. Tetapi, blok sebelahnya terendam. Di tempat-tempat lain, ia menerima kabar bahwa ketinggian air sampai dua meter. Aliran listrik ke jutaan rumah tangga dan tempat umum belum pulih. “Milton ini benar-benar serius,” cetus Yoko, yang sudah mengalami beberapa hurricane.
Presiden AS Joe Biden, Minggu, melihat langsung kerusakan akibat Milton di St. Pete Beach. Di sudut-sudut jalan di samping pohon palem yang tumbang, tampak tumpukan kasur, potongan dinding, sofa, oven microwave, bantal, dan lemari dapur yang rusak. Dari rumah-rumah yang pintu garasinya rusak, meruak bau bangunan yang berjamur.
“Saya tahu kalian khawatir soal tumpukan puing-puing dan jelas alasannya. Kami memrioritaskan diangkutnya puing-puing dan bekerja sama dengan mitra negara bagian dan lokal untuk membersihkan jalan, menyingkirkan puing-puing akibat badai dari properti dan agar lebih banyak orang bisa pulang dan bisnis dapat menerima pengiriman pangan, bahan bakar, obat-obat, dan kebutuhan pokok lain yang sangat dibutuhkan. Itu prioritas bagi saya,” ujar Biden.
Kapokkah para korban badai tinggal di Florida? Yoko tersenyum. Sepertinya, tidak, walaupun sedikitnya setahun dua kali tempat tinggalnya dilanda badai. Angin kencang dan listrik, kata Yoko, itu normal.
“Di Florida 20 tahun saya. Dari dulu tinggal di Clearwater. Muter-muternya ya tetap Clearwater. Pindah-pindah, tetap Clearwater.”
Kantor berita AFP, Minggu, melaporkan bahwa warga di kawasan paling rentan badai dan berhadapan langsung dengan Teluk Meksiko, menyatakan tidak akan pindah, apapun yang terjadi.
“Itulah risikonya tinggal di surga,” cetus Kristin Hale sambil menyingkirkan ranting-ranting pohon yang mengotori halaman rumahnya. Warga lain yang juga menyatakan tidak akan pindah mengatakan bencana besar terjadi hanya 10 atau 20 tahun sekali.
Data sensus menunjukkan Florida adalah negara bagian terpadat ketiga di AS. Dijuluki Sunshine State, negara bagian bermandi sinar matahari, Florida menarik jumlah penduduk baru tertinggi kedua pada 2023, setelah Texas. [ka/ys/ab]