Presiden Xi: saat menempuh perjalanan, jangan berhenti di tengah jalan

Beijing (ANTARA) – Presiden Xi Jinping menyampaikan pesan untuk meneruskan perjalanan modernisasi Tiongkok dalam pidato Resepsi Hari Nasional untuk merayakan Hari Ulang Tahun ke-75 China.

“Seperti termuat dalam puisi tradisional dari Gunung Hengshan, “Ketika menempuh perjalanan, jangan berhenti di tengah jalan; puncak sudah dekat, tapi upaya untuk mendakinya butuh usaha keras,” kata Presiden Xi dalam resepsi Hari Nasional China di Balai Agung Rakyat, Beijing pada Senin malam.

Presiden Xi Jinping yang juga Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (PKC) itu menyampaikan pidato di hadapan dalam resepsi yang berlangsung megah dengan warna merah mendominasi ruangan yang dihadiri lebih dari 2800 orang antara lain berasal dari petinggi People Liberations Army (PLA), perwakilan kepolisian, para duta besar negara sahabat, perwakilan kementerian, wakil dari suku-suku minoritas, penerima penghargaan kenegaraan, anggota senior PKC, atlet maupun undangan lain.

“Kita harus waspada terhadap potensi bahaya dan bersiap menghadapi hari-hari yang sulit. Kita akan mengandalkan seluruh partai, militer dan rakyat China dari semua suku dan bersama-sama mengatasi semua risiko dan tantangan yang tidak pasti dan tidak dapat diprediksi. Tidak ada kesulitan yang dapat menghentikan langkah rakyat China,” kata Presiden Xi yang disambut tepuk tangan para undangan.

Presiden Xi mengatakan bahwa bangsa China yang telah membangun peradaban berusia 5.000 tahun lebih, akan dapat menciptakan kemegahan yang lebih besar dalam perjalanan di era baru dan akan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perdamaian dan kemajuan umat manusia.

“Tugas utama partai dan negara kita dalam era baru adalah membangun China menjadi negara sosialis modern yang hebat dalam segala hal. Hal yang terbaik yang dapat kita lakukan untuk merayakan ulang tahun bangsa kita adalah dengan terus melanjutkan tujuan besar yang belum tercapai sebelumnya,” ungkap Presiden Xi.

Menurut Presiden Xi, dalam melakukan modernisasi Tiongkok, pemerintah dan masyarakat harus mengikuti kepemimpinan PKC.

“Partai kita harus selalu menjadi inti, memimpin dan mengoordinasikan semua upaya dan usaha kita. Kita harus menjunjung tinggi otoritas Komite Sentral Partai dan kepemimpinannya yang terpusat dan terpadu. Kita harus secara konsisten menegakkan disiplin partai secara penuh dan ketat, dan mengarahkan transformasi sosial China yang hebat melalui pembaruan diri partai,” tambah Presiden Xi.

Deputy Chief of Mission Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing Parulian George Andreas Silalahi (kanan) berbincang resepsi Resepsi Hari Nasional untuk merayakan Hari Ulang Tahun ke-75 China di Balai Agung Rakyat, Beijing pada Senin (30/9/2024) malam. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Dalam memajukan modernisasi China, menurut Presiden Xi, juga dilakukan dengan tetap berkomitmen terhadap sosialisme dengan karakteristik China.

“Kita akan terus menempuh jalan dengan tekad yang kuat dan kemauan yang kuat. Kita akan terus melaksanakan teori, garis dan kebijakan dasar partai, memperdalam reformasi dan keterbukaan secara menyeluruh, dan mempromosikan pembangunan berkualitas tinggi. Kita akan memastikan bahwa pembangunan dan kemajuan negara pada masa depan berada di tangan rakyat China,” ungkap Presiden Xi.

Resepsi kenegaraan itu juga dihadiri oleh para petinggi PKC antara lain Perdana Menteri Li Qiang, Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional China (National People’s Conggres atau NPC) Zhao Leji, Ketua Komite Tetap Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat China (Chinese People’s Political Consultative Conference atau CPPCC) Wang Huning, Kepala Staf Kepresidenan Cai Qi, Wakil Perdana Menteri Ding Xuexiang, Komisi Pusat Disiplin PKC Li Xi, Wakil Presiden Han Zheng dan pejabat terkait lainnya.

Adapun menu sajian santap malam dalam resepsi adalah sup ikan laut, daging sapi, bermacam sayuran, salmon lemon, sup labu, nasi goreng, roti isi daging sapi, “red velvet cake”, buah dan anggur merah dan putih dari provinsi Hebei.

China merayakan Hari Nasional setiap 1 Oktober sejak 1949 yaitu saat pemimpin Tiongkok Mao Zedong mengibarkan bendera nasional China di tengah-tengah sekitar 300 ribu orang tentara dalam upacara pendirian Pemerintah Pusat Rakyat China yang diadakan secara megah di Lapangan Tiananmen, Beijing.

Pada 2 Desember 1949, satu resolusi disahkan dalam rapat keempat Panitia Pemerintah Rakyat Pusat yang menyatakan: “Mulai tahun 1950, yaitu pada 1 Oktober setiap tahun, hari adalah Hari Nasional Republik Rakyat China.” dan hari itu pun menjadi hari libur nasional.

Sejak tahun 2000, pemerintah China meliburkan rakyatnya pada 1-7 Oktober dengan menggabungkan libur akhir pekan. Periode tersebut disebut “golden week” karena menjadi hari libur terpanjang di China.

Pada 2024, “golden week” berlangsung mulai 1-7 Oktober 2024. Aktivitas perkantoran di China akan kembali normal pada 8 Oktober 2024. Pada masa “golden week”, masyarakat China dapat berkumpul kembali dengan keluarga, melakukan kunjungan keluarga jarak jauh serta berwisata bersama.

Baca juga: Pidato Hari Nasional, Presiden Xi tegaskan Taiwan adalah bagian China

Baca juga: China soroti menguatnya hubungan bilateral di bawah Xi Jinping-Jokowi

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024

Source link