BPJS Kesehatan Denpasar kejar 11 persen peserta tidak aktif dari JKN



Denpasar (ANTARA) – BPJS Kesehatan Cabang Denpasar, Bali, mengejar sebanyak 184.736 peserta tidak aktif dari kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan menggencarkan edukasi dan pemanfaatan menggunakan aplikasi Pandawa.

“Definisi JKN itu yang sudah daftar dan membayar iuran,” kata Kepala BPJS Kesehatan Cabang Denpasar Nyoman Wiwiek Yuliadewi di Denpasar, Bali, Senin.

Ada pun wilayah kerja BPJS Kesehatan Cabang Denpasar membawahi Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan Kabupaten Tabanan.

Jumlah penduduk di tiga wilayah itu hingga semester 1 tahun 2024 yang sudah terlindungi sebagai peserta JKN mencapai 1.688.195 peserta atau sudah 100 persen.

Namun, dari jumlah peserta itu sebanyak 1.503.459 tercatat peserta yang aktif, dan sebanyak 184.736 peserta lainnya masuk tidak aktif.

“Jumlah peserta yang aktif secara persentase mencapai 89,54 persen dan tidak aktif itu 11 persen,” katanya.

Ia pun kini gencar mengedukasi masyarakat yang menjadi peserta tidak aktif agar beralih aktif dengan rutin membayar iuran.

Caranya, lanjut dia, dapat dilakukan melalui aplikasi berbasis pesan WhatsApp atau Pandawa pada nomor 08118165165.

Melalui layanan itu masyarakat dapat mengakses sejumlah layanan administrasi salah satunya untuk mengaktifkan kembali status kepesertaannya.

“Kalau pun memiliki JKN terus statusnya tidak aktif, saat perlu layanan kesehatan itu tidak bisa digunakan karena tidak aktif,” imbuhnya.

Peserta yang tidak aktif itu, lanjut dia, juga dapat membayar tunggakan iuran dengan memanfaatkan layanan rehabilitasi yang dapat diakses melalui aplikasi Mobile JKN dengan periode pembayaran maksimal 12 tahapan.

Pembayaran dalam rehabilitasi itu untuk iuran BPJS Kesehatan menunggak selama 4-24 bulan yang diperuntukkan bagi pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja.

Sementara itu, berdasarkan data BPJS Kesehatan Cabang Denpasar, total pemanfaatan pelayanan kesehatan selama Januari-Juni 2024 mencapai 1,39 juta dengan pemanfaatan per hari mencapai 7.717 pemanfaatan.

Sedangkan pada 2023 total pemanfaatan mencapai 2,57 juta atau naik dibandingkan pada 2020 yang mencapai 1,96 juta.

 



Source link