BI nilai fesyen jadi mesin industri kreatif di Bali



Denpasar (ANTARA) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali menilai sektor fesyen dan wastra berpeluang menjadi mesin pertumbuhan industri kreatif di Pulau Dewata karena mendorong lapangan pekerjaan dan ekonomi daerah.

“Itu akan berdampak terhadap penguatan sektor pariwisata di Bali,” kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja di Denpasar, Senin.

Untuk itu, bank sentral tersebut memberikan pendampingan dan wadah kepada para desainer muda melalui Bali Fashion Trend, ajang fesyen tahunan yang diadakan bersama dengan Indonesia Fashion Chamber (IFC) Denpasar.

Selain menginspirasi, lanjut dia, ajang tersebut juga dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi termasuk fesyen yang berkelanjutan serta mendukung perkembangan UMKM bidang fesyen.

Baca juga: Perancang busana dalam negeri kenalkan tenun bomba di ajang Fashion Show Bali

BI mencatat pertumbuhan ekonomi di Bali tumbuh 5,36 persen pada triwulan II-2024 atau lebih tinggi dibandingkan capaian pertumbuhan secara nasional yang mencapai 5,05 persen.

“Sehingga harus kami jaga dan tingkatkan terus, tidak hanya pariwisata saja tetapi menjangkau sektor pertanian dan berbagai sektor berkelanjutan lainnya,” ucapnya.

Sementara itu, Penasehat IFC Denpasar Ali Charisma menambahkan ajang peragaan busana itu memberi kesempatan kepada para desainer lokal untuk unjuk gigi menampilkan karya.

Selain peragaan busana, juga ada sesi bincang-bincang yang menambah wawasan dan pengetahuan tentang tren fesyen dan strategi pemasaran di pasar global kepada desainer lokal dan muda.

Baca juga: Wastra Bali jadi daya tarik peragaan busana Swarnakara

“Melalui peragaan busana itu mendorong desainer lokal merasa diperhatikan dan didampingi dalam pengembangan usahanya,” ucapnya.

Tak hanya mendukung pengembangan industri fesyen dan mewadahi desainer berbakat, Bank Indonesia melalui program sosialnya juga menyerahkan bantuan berupa 30 set peralatan untuk memproduksi kain tenun tradisional gringsing khas Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Bali.

Alat tenun cag-cag itu diberikan kepada para perajin di salah satu desa tua di Bali itu untuk dapat membantu mengoptimalkan produksi kain serta diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

 



Source link