Palestina kutuk andil AS dalam serangan Israel di sekolah Gaza
Menurut laporan, serangan udara Israel terhadap sekolah Al Tabi’in yang menampung ribuan pengungsi tersebut terjadi pada Sabtu “pada waktu shalat Subuh”.
“Kami menganggap pemerintah AS bertanggung jawab atas pembantaian ini karena dukungan finansial, militer, dan politik mereka kepada Israel,” kata Kepresidenan Palestina dalam pernyataannya yang dipantau di media sosial pada Sabtu.
Palestina memandang serangan tersebut sebagai bagian dari tindakan sistematis Israel untuk “memusnahkan” rakyat Palestina dengan pembantaian dan pembunuhan setiap hari.
Apalagi, serangan tersebut terjadi tak lama setelah AS menyuntikkan dana tambahan sebesar 3,5 miliar dolar AS (sekitar Rp55,8 triliun) kepada militer Israel.
“Bantuan tersebut dikucurkan pada saat yang sama dengan serangan parah ini, yang membuktikan keterlibatan AS dalam genosida yang sedang berlangsung,” tulis pernyataan itu.
Untuk itu, Palestina kembali mendesak AS untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya, berhenti membunuh warga Palestina yang tidak bersalah, dan mematuhi hukum dan norma internasional.
“AS harus segera mengakhiri dukungan tanpa syaratnya kepada Israel, yang menyebabkan tewasnya ribuan orang tak bersalah, termasuk anak-anak, wanita, dan lansia,” kata pernyataan itu.
Israel mengakui serangan ke sekolah di Gaza tersebut, seraya berdalih bahwa gedung itu menjadi “markas militer” kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Selain menewaskan seratusan warga Palestina yang mengungsi di sekolah itu, serangan Israel tersebut melukai ratusan pengungsi lainnya.
Sejak 7 Oktober 2023, serangan habis-habisan Israel di Jalur Gaza telah membunuh hampir 40.000 warga Palestina.
Agresi Israel juga menghancurkan 70 persen tempat tinggal dan infrastruktur lain serta menimbulkan bencana kelaparan yang mengancam jiwa warga yang masih bertahan di wilayah kantong Palestina itu.
Baca juga: Israel perintahkan evakuasi, 60.000 warga Palestina mengungsi
Baca juga: Ratusan warga Gaza pengungsi sekolah tewas diserang Israel
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024
Post Comment