Durian parongil terancam punah dengan kehadiran perusahaan tambang di Dairi
NUSANTARANEWS.co, Medan — Kehadiran perusahaan tambang PT Dairi Prima Mineral (DPM) di Parongil, Kecamatan Silima Pungga-Pungga, Kabupaten Dairi, Sumatra Utara, dikhawatirkan masyarakat, khususnya para petani durian.
“Kami khawatir durian parongil yang terkenal enak akan musnah dengan kehadiran PT DPM. Begitu juga dengan lahan pertanian masyarakat,” kata Mangatur Sihombing, petani dari Desa Sumbari saat konferensi pers di Kantor Petrasa Dairi, Sidikalang, Rabu (21/8/2024).
Disebutkannya, hasil panen durian saja sudah sangat membantu masyarakat petani untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi.
“Jadi kami tidak mau durian ini musnah karena kehadiran perusahaan tambang. Sudah beberapa generasi dari pertanianlah yang menghidupi kami,” ujarnya.
Apalagi Dairi itu berada di patahan gempa tertinggi di Asia. Dengan keberadaan PT DPM, bagaimana nasib masyarakat yang berada di lingkar tambang nantinya.
“Ini sangat kami takutkan dan khawatirkan. Apalagi pertambangan nantinya dilakukan di bawah tanah tempat tinggal dan lahan pertanian masyarakat. Kami hidup dari pertanian. Jadi sampai kapan pun kami akan melindunginya dan mempertahankannya,” ujar Mangatur.
Hal senada juga disampaikan Rainim Purba mewakili masyarakat Desa Pandiangan. Diungkapkannya, dari hasil panen durian saja hidup masyarakat sudah sejahtera, dan masyarakat bangga dengan bertani durian.
“Setiap musim durian, per harinya kami bisa mengumpulkan uang sebesar Rp. 3 juta,” ujarnya.
Menurutnya, cukup banyak yang bisa diperoleh masyarakat petani dari hasil pertanian, seperti durian, kopi, jengkol, petai, jahe, jagung, dan lainnya.
“Itu menandakan bahwa desa kami cukup kaya dari hasil pertanian,” sebutnya.
Dengan kehadiran perusahaan tambang, ditakutkan durian bahkan hasil pertanian masyarakat lainnya akan hilang nantinya sehingga bagaimana kelanjutan pertanian masyarakat.
“Sebagai petani, dari hasil panen durian ini saya paling banyak mendapatkan uang. Anak saya ada tujuh, semua sarjana dari hasil durian,” ungkapnya.
Menurutnya, perusahaan tambang tidak akan membawa untung bagi masyarakat. Hanya perusahaan yang akan mendapat untung dan menjadi kaya.
“Harapan kami, karena kami sudah bertani dari generasi ke generasi. Jadi sampai kapan pun kami harus tetap hidup dari pertanian,” terangnya, seperti dikutip dari medanbisnisdaily.com, Kamis (22/8/2024).
(KTS/rel)